Putik bunga berwarna suci yang wangi bila dicium dan lembut bila dipegang itu, gugur di tepi pagar. Lalu, datang seekor kucing peliharaan ku ke sisi bunga itu dan dihidu keindahan baunya. Mimic mukanya, seakan-akan tersenyum ketika memandang kelopak bunga yang cantik dan mulus itu.
Kemudian, dengan matanya yang biru kejernihan dan mukanya yang agak teduh itu, Ten-Ten (nama kucing tersebut) , memandang aku dengan sayu, seperti kesal dengan pengakhiran sekuntum bunga yang gugur ditepi pagar itu. Aku, yang hanya memandang dari pintu, melentokkan kepalaku ke kanan sedikit dan menemukan sepasang keningku ditengah-tengah zon T sambil memuncungkan mulutku, sedikit dan membuat bunyi, hmmm... Ya, sungguh aneh moment itu. Ianya bertambah aneh tatkala kalian yang membaca juga cuba untuk melakukannya. Aneh. Rupa. Anda.
*bunyi cengkerik Afrika*
Diciumnya lagi kelopak bunga itu sekali lagi sebelum Ten-Ten, bukan nama sebenar, menyiramnya kelopak bunga itu dengan air kumbahannya. Dan perilaku Ten-Ten mengharukan aku. Niatnya mulia, barangkali.
Dan dengan pengakhiran itu, aku mengundurkan badan aku lalu aku depakan tangan kanan aku sambil memandang ke kanan juga untuk menarik pintu luncur, sambil berkata, kucing. (aku tidak prejudis, kan?)
No comments:
Post a Comment